Masalah anak TK dan SD



                                                   Masalah anak TK dan SD


        perkembangan dan proses kehidupan manusia sangat mungkin menemui berbagai permasalahan, baik individu, maupun kelompok. Permasalahan yang dihadapi oleh setiap individu sangat dimungkinkan selain berpengaruh pada dirinya sendiri juga berpengaruh kepada orang lain atau lingkungan sekitarnya. Pada hakekatnya proses pengembangan manusia seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang kediriannya matang, dengan kemampuan sosial yang baik, kesusilaan yang tinggi, serta keimanan dan ketakwaan yang dalam Namun pada kenyataannya yang sering dijumpai adalah keadaan pribadi yang kurang berkembang dan rapuh, tingkat kesosialan dan kesusilaan yang rendah, serta tingkat keimanan dan ketakwaan yang dangkal. Ketidakmampuan setiap individu untuk mewujudkan perkembangan yang optimal pada keempat dimensi (individualitas, sosialitas, moralitas dan relegiusitas) ini dikarenakan oleh berbagai permasalahan yang dialami selama prosea perkembanganna. Keadaan in juga banyak dijumpai siswa di sekolah mulai dari ingkat taman kanak-kanak (TK). tingkat Sokolah Dasar (SD), tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan tingkat Sekolah Menenah Atas (SMA)
Terdapat berbagai pengertian tentang masalah :

  1. Masalah biasanya dartikan sebagai uatu kesenjangan, ketidaksesuaian, atau ketidak cocokkan antara ide dan kenyataan, antara yang seharusnya dengan fakta yang ada atau antara keinginan dan harapan dengan realitas yang terjadi.
  2. Masalah adalah suatu kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang sudah terjadi tentang suatu perihal atau kesenjangan antara kenyataan yang terjadi dengan yang seharusnya terjadi serta harapan dan keataan (Cresswel,2002).
  3. Masalah adalah ketidaksesuaian yang signifikan dan tidak dinginkan antara standar kebersamaan dan kondisi nyata. Ada yang mengartikan juga bahwa masalah adalah hambatan atau kendala dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan (Robert K.M)
  4. Masalah adalah kesusahan atau kesulitan yang akan menggerakan seseorang untuk mengatasi atau memecahkan kesulitan tersebut dimana masalah tersebut harus dirasakan sebagai suatu tantangan atau rintangan yang harus diatasi atau dilalui Masalah harus tampak penting, realistis, dan ada gunanya kalau dipecahkan (Djarwanto,1989:57)


Secara sederhana masalah dapat diartikan sebagai ”suatu yang menghambat, merintangi atau mempersulit seseoarang mencapai maksud dan tujuan tertentu. Bentuk konkret dari hambatan atau rintagan itu dapat bermacam-macam, misalnya godaan, gangguan dari dalam atau dari luar, tantangan yang ditimbulkan oleh situasi hidup”
Setelah mengetahui pengertian masalah, berikut ini dikemukakan tentang ciri-ciri masalah. Adapuun ciri-ciri masalah dapat dikemukakan sebagai berikut :

  1. Masalah muncul karena ada kesenjangan antara harapan (das Sollen) dan kenyataan (das sein).
  2. Semakin besar kesenjangan, maka masalah semakin berat.
  3. Tiap kesenjangan yang terjadi dapat moninbulkan persepsi yang berbeda-beda.
  4. Masalah muncul sebagai perilaku yang tidak dikehendaki oleh individu itu sendiri maupun oleh lingkungan.
  5. Masalah timbul akibat dari proses belajar yang keliru.
  6. Masalah memerlukan berbagai pertanyaan dasar (basic question) yang perlu dijawab.
  7. Masalah dapat bersifat individual maupun kelompok.

Sedangkan menurut Teori Dewey, masalah pada hakekatnya memiliki lima ciri utama, yaitu.

  1. Akan membuat seseorang merasa bimbang, bingung, dan  kesulitan. 
  2. Akan membuat seseorang berusaha untuk merumuskan masalah karena ingin kebimbangan dan kesulitan yang dialaminya. dipecahkan, hal ini bertujuan untuk mengatasi kebimbangan dan kesulitan yang dialaminya.
  3. Akan membuat seseorang mengumpulan data atau informasi sebagai suatu langkah untuk menemukan solusi dalam masalah yang dialaminya.
  4. Akan membuat seseorang untuk mengembangkan ide untuk mendapatkan pemecahan yang terbaik melalui penalaran.
  5. Akan membuat seseorang mengambil kesimpulan yang didukung fakta-fakta atau bukti-bukti yang telah dikumpulkan.



A.     Jenis-Jenis Masasalah Taman Kanak-Kanak
Masalah yang dihadapi oleh anak-anak di Taman Kanak-Kanak biasanya berkaitan dengan gangguan pada perkembangan anak. Bila tidak segera diatasi, gangguan ini akan berlanjut pada fase perkembangan berikutnya, yaitu fase perkembangan anak sekolah.
Deliana, S.M. dan Koto, R. mengemukakan bahwa Secara garis besar, masalah di TK dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu masalah-masalah yang berkaitan dengan fisik, psikis, dan sosial.

1.     Masalah Fisik
Masalah-masalah fisik yang mungkin dialami oleh anak taman kanak-kanak pada umumnya meliputi
a.      Masalah Gangguan Fungsi Panca Indra
Gangguan fungsi panca indra yang sering dijumpai pada anak-anak TK adalah gangguan pendengaran dan penglihatan. Gangguan penglihatan baru dapat diketahui setelah derajat gangguannya sudah sangat besar, karena untuk gangguan yang masih ringan sangat sulit untuk dideteksi. Hal ini dikarenakan anak tidak menyadari bahwa penglihatannya sedang ada gangguan. Gangguan penglihatan untuk usia taman kanak-kanak biasanya dibawasejak lahir, atau tidak menutup kemungkinan ada faktor pemicu dari luar. Sedangkan untuk Masalah Fisik masalah gangguan pendengaran akan lebih mudah dikenali oleh lingkungan sekitar (misal guru, orang tua, dan teman) Gangguan pendengaran ini lebih banyak disebabkan oleh faktor kebersihan telinga yang kurang mendapat perhatian dari orang tua.


b.     Cacat Tubuh
 Pada usia taman kanak-kanak,gangguan cacat tubuh mempunyai dampak yang sangat besar pada diri anak, baik secara fisik maupun secara psikis. Secara fisik anak akan terganggu aktifitas fisiknya, sedangkan secara psikis, anak belum bisa memahami dirinya, sehingga anak akan menarik diri dari teman-teman sepermainannya dan bila hal ini dibiarkan berlanjut dalam waktu yang panjang, maka akan mengganggu perkembangan anak selanjutnya.

c.      Obesitas (kegemukan)

Masalah obesitas pada usia taman kanak-kanak mempunyai dampak negaif terhadap perkembangan fisik dan psikis anak, Anak yang terlalu gemuk mengalami kesulitan dalam berakitivitas, dan dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain, misalnya penyakit jantung dan patah tulang, dan lain-lain.
 
d.     Kidal
Sebenarnya kidal bisa dikatakan bukan masalah, yang membuat kidal merupakan suatu masalah adalah orang-orang yang ada di sekitarnya, terutama guru dan orang tua yang menginginkan anak kidal beraktivitas seperti anak-anak normal lainnya dengan menggunakan tangan kanan dalam beraktivitas. Paksaan seperti inilah yang membuat anak kidal menjadi tertekan sepanjang hidupanya. 
 
e.      Hiperaktif
Ciri-ciri anak hiperaktif adalah sebagai berikut: (1) Tidak dapat memusatkan perhatian dalam jangka waktu lama. (2) Impulsivitas misalnya sering bertindak sebelum berpikir, sulit mengorganisasi pekerjaan, sering berteriak-teriak di dalam kelas, dan sebagainya. (3) berlari-lari secara berlebihan (4) Sulit duduk dengan tenang dan atau gelisah sacara berlebihan.

2.     Masalah Psikis
  1. Masalah yang berkaitan derngan psikis antara lain adalah daya konsentrasi, inteligensi, berbohong, dan emosi yang tidak normal.
    a.      Konsentrasi
    Pada anak-anak yang kemampuan konsentrasinya rendah, proses belajarnya terganggu.
    b.     Inteligensi
    Masalah inteligensi ini meliputi masalah yang ditimbulkan karena inteligensi rendah dan masalah yang ditimbulkan karena inteligensi tinggi.
    c.      Berbohong
    Penyebab berbohong diantaranya adalah kekerasan pada orang tua dan para pendidik sehingga mereka berdusta agar terhindar dari hukuman,peniruan dari orang dewasa, kesadaran anak akan kekurangan dirinya sehingga mendorongnya untuk berbohong.karena ingin dipuji juga karena imajinasinya.
    d.     Emosi
    Masalah emosi meliputi: perasan takut, cemas, marah, iri hati dan cemburu, mudah tersinggung, dan perasaan sedih.

    2.     Masalah sosial
    Yang tergolong ke dalam masalah sosial ini adalah sebagai berikut:
    a.      Tingkah Laku Agresif
    Merupakan tingkah laku mnyerang baik secara fisik maupun verbal atau berupa ancaman yang disebabkan karena adanya rasa permusuhan. Penyebab anak agresif diantarnya karena terkekang reaksi emosi terhadap frustasi karena dilarang melakukan sesuatu peniruan dari orang dewasa. Hal ini dapat terjadi karena, pada keluarga anak agresif justru dihargai. Tingkah laku otang tua juga merupakan model yang paling efektif bagi anak. Dengan kata lain anak menjadi agresif karena mencontoh orang tuanya.sejak dini anak sudah bisa menangkap acara di TV. Acara televisipun memberinya ide untuk bertingkah laku agresif. Jika anak meniru adegan yang ditontonnya, katakanlah dengan tegas bahwa hal itu tidak boleh dilakukan, perlu dijelaskan bahwa kemarahan yang diungkapkan melalui serangan itu merupakan perilaku yang tidak bisa diterima umum, ucapkan pesan tersebut secara berulang-ulang.

    b.     Daya Saing Kurang (Cenderung Menarik Dini Dari Lingkungan).
    Anak yang memiliki daya suai kurang, cenderung tidak mau bergaul dan beradaptasi dengan lingkungannya. Daya suai kurang diakibatkan oleh ruang lingkup anak yang masih terbatas pada situasi rumah dan sekolah. Apalagi sebelum anak masuk sekolah orang tua kurang memberi kesempatan pada anak untuk mengenal lingkungan luar. Ciri anak yang memiliki daya suai kurang adalah pemalu, sulit bergaul, minder, cenderung pasit dan rendah diri. Daya suai kurang dapat diatasi dengan cara membiarkan anak bereksplorasi,perkenalkan lingkungan luar kepada anak termasuk teman sebaya.

    c.      Pemalu
    Sifat pemalu akan menjadi masalah yang cukup serius karena akan menghambat kehidupan anak, misalnya dalam pergaulan, pertumbuhan, harga diri belajar dan penyesuian diri.umumnya ciri anak pemalu ialah terlalu sensitive,ragu-ragu,murung dan juga sulit bergaul. Biasanya hal ini disebabkan oleh tekanan dari orang tuanya yang menuntut anaknya untuk bagus dari sang anak dan kurangnya sosialisasi sehingga anak tidak percaya diri

    d.     Negativisme
    Reaksi anak berupa pelanggaran terhadap aturan-aturan yang ada, pada umumnya setiap anak pasti akan mengalami masa pembangkangan,masa pembangkangan anak ini akan berakhir tergantung dari pola pengasuhan yang tuanya.ketika orang tua bisa menangani anak denga benar maka masa pembangkangan pada anak tersebut akan cepat berlalu. cara efektif untuk mengatasi naka yang membangkang adalah bukan dengan memberikan kemarahan kepada anak ataupun tindakan galak lainnya karena hal tersebut akan menimbulkan masalah baru dan bisa menghambat perkembangan anak.

    e.      Perilaku Berkuasa
    Wujudnya anak suka meminta, memerintah, mengancam, dan memaksa teman sebayanya. Penyebab anak berperilaku berkuasa karena dirumah ia anak tunggal,orang tua yang selalu menuruti keinginan anaknya.

    f.       Perilaku Merusak
    Pada umumnya anak yang berperilaku merusak ia akan membanting danmelemparkan barang-barang yang ada disekitarnya disaat keinginannya tidak terpenuhi. Hal ini disebabkan oleh perilaku kasar dari lingkungan rumah. Berperilaku bagi anak usia dini sebenarnya rasa ingin tahu anak sangat tinggi,biasanya anak ini sering membongkar mainannya sendiri.

    A.   Jenis Permasalahan Anak Usia Sekolah Dasar
    Siswa sekolah dasar berada pada fase akhir masa kanak-kanak, dan berada pada rentangan usia antara 6 tahun hingga 12 tahun atau sampai munculnya tanda-tanda fase pra puber. Kegagalan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada masa ini akan mengakibatkan pola perilaku yang tidak matang, sehingga sulit diterima oleh kelompok teman-temannya dan tidak mampu menyamai teman-teman sebaya yang sudah menguasai tugas-tugas perkembangan. Pada fase akhir masa kanak-kanak ini setiap individu tidak lepas dari berbagai permasalahan yang kalau dibiarkan akan menghambat perkembangan inidividu dalam mencapai kedewasaannya. Berbagai masalah yang dialami siswa SD, diantaranya adalah: masalah emosi, masalah sosial, dan masalah prestasi belajar.
    1.     Masalah Emosi
    Pada periode akhir masa kanak-kanak ini, ada waktu di mana anak sering menjalani emosi yang hebat. Karena emosi cenderung kurang menyenangkan, maka dalam periode ini meningginya emosi menjadi periode ketidakseimbangan, dengan demikian anak menjadi sulit dihadapi. Pada masa ini banyak terjadi ledakan kemarahan dan perasaan kecewa.Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu meningginya amosi pada usia SD ini, diantaranya adalah keadaan fisik misalnya sakit atau lelah. Anak yang sedang sakit atau lelah cenderung menjadi cepat marah, rewel, dan sulit dihadapi. Keadaan lingkungan dapat juga menyebabkan meningginya emosi anak, misalnya terjadinya perubahan yang menonjol dalam pola kehidupan anak. Seperti perceraian, kematian, atau ketidak harmonisan hubungan antar anggota keluarga.

    2.     Masalah Sosial
    Akhir masa kanak-kanak sering disebut sebagai"usia kelompok karena ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok, dan merasa tidak puas bila tidak bersama dengan teman-temannya.Keanggotaan kelompok dapat menimbulkan akibat yang kurang baik pada anak-anak, diantaranya sangat sering terjadi dan cukup menggangu proses sosialisasi.
    Pertama, menjadi anggota geng sering kali menimbulkan pertentangan dengan orang tua. Anak lebih banyak menghabiskan waktunya dengan gengnya dari padaberada di lingkungan keluarganya sehingga anak tidak melakukan tugas-tugas rumah dan keluarga. Hal ini dapat mengganggu ikatan emosinal antara dua pihak
    Kedua, permusuhan antar anak laki-laki dan perempuan semakin meluas dan melahirkan sikap antipati terhadap anggota lawan jenis. Kecemburuan anak perempuan terhadap kebebasan yang dimiliki anak laki-laki membuat antipati dapat memperparah sikap antipati tersebut.
    Ketiga, adalah cara yang paling merusak, yaitu caraanak memperlakukan anak-anak yang bukan anggota gen. Anak-anak telah membentuk geng bersikap kejam dan kasar terhadap anak-anak yang bukan anggota gengnya.

    3.     Masalah Kesulitan Belajar
    Meningkatnya pelanggaran di sekolah dapat diterangkan oleh kenyataan bahwa anak yang lebih besar tidak lagi menyenangi seklah seperti ketika masih kecil, anak tidak lagimenyukai guru-guru sperti ketika masih duduk di kelas rendah, anak menganggap beberpa mata pelajaran Tidak memusatkan perhatian pada mata pelajaran tersebut. Anak juga tidak didukung oleh temna-temannya seperti ketika masih duduk di kelas-kelas yang lebih rendah. Keadaan itu dapat menyebabkan anak menjadi menagalam kesulitan belajar, yang ditandai dengan rendahnya prestasi belajar mereka.Selain masalah-masalah tersebut di atas, Hurlock (1980: 166) mengemukakan berbagai pelanggaran yang umumnya dilakukan oleh anak-anak pada fase akhir masa kanak-kanak. Pelanggaran di rumah, mencakup: berkelahi dengan saudara, merusak milik saudara, bersikap kasar kepada saudara yang lebih dewasa, malas melakukan kegiatan rutin, melalaikan tanggung jawab, berbohong tidak berterus terang membosankan sehingga "berhenti belajar" dan mencuri milik saudaranya. Sedangkan pelanggaran di sekolah mwncakup: mencuri, menipu, berbohong menggunakan kata-kata kasar dan kotor, merusak milik sekolah, membolos, mengganggu anak lain, berkelahi dengan teman sekelas dan lain-lain.
    Sedangkan Prayitno (1985) mengklarifikasikan jenis-jenis masalah yang dialami murid sekolah dasar adalah sebagai berikut:
    a. Masalah perkembangan jasmani dan kesehatan.
    b. Masalah keluarga dan rumah tangga.
    c. Masalah-masalah psikologis.
    d. Masalah-masalah social.
    e. Masalah kesulitan dalam belajar.
    Berikut beberapa contoh gangguan sosial emosional anak usia sekolah dasar yang nampak di kelas yaitu:
    a. Anak hiperaktif, anak seperti ini cenderung tidak bisa duduk diam. La cenderung bergerak terus-menerus, kadang suka berlarian, suka melompat-lompat, bahkan berteriak-teriak di kelas. Anak ini sulit untuk dikontrol. Ia melakukan aktivitas sesuai dengan kemauannya sendiri. Ia pun suka mengganggu temannya bahkan gurunya.
    b. Distractibility child adalah anak yang cenderung cepat bosan. Ia sering kali mengalihkanperhatiannya keberbagai objek lain di kelas. Anak ini mudah dipengaruhi, namun tidak dapat memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan yang berlangsung di kelas.
    c. Poor selfconceptadalah anak yang cenderung pendiam di kelas, pasif, atau sangat perasa sehingga mudah tersinggung. Karakteristik anak seperti ini cenderung tidak berani bertanya atau menjawab, serta merasa dirinya tidak mampu. Karena itu,iacenderungkurang berani bergaul serta suka menyendiri.
    d. Anak impulsive adalah anak yang cepat bereaksi setiap guru memberi pertanyaan di kelas.Namun, jawaban yang diberikan sering kali tidak menunjukkan kemampuan berpikir yang logis. Anak seperti ini ingin menunjukkan bahwa ia adalah anak yang pandai, padahal cara anak itu menjawab justru mencerminkan ketidakmampuannya.
    e. Anak destructive behavior siswa yang suka merusak benda-benda yang ada di sekitarnya. Sikap agresif yang negatif dalam bentuk membanting dan melempar menunjukkan bahwa anak ini adalah anak yang bermasalah (trouble maker). Anak seperti ini cepat tersinggung.
    f. Distruptive behavior adalah anak yang sering mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan. Dengan nada mengejek, anak ini cenderung menentang guru. Sumpah serapah berupa kata-kata kasar yang tidak sopan kerap terlontar.
    g. Dependency child anak yang selalu bergantung pada orang tuanya.Anak seperti ini sering merasa takut dan tidak mampu untuk berani melakukannya sendiri. Ia sangat bergantung pada orang disekitarnya. Sikap orang tua yang terlalu over protective atau sangat melindungi membuat anak sangat tergantung.
    h. Withdrawl adalah anak yang mempunyai sosial ekonomi yang sangat rendah, sehingga merasa dirinya bodoh dan enggan untuk mencoba membuat tugas-tugas yang diberikan oleh guru karena dirinya merasa tidak mampu.
    i. Learning disability adalah anak-anak yang tidak memiliki kemampuan mental yang setara dengan anak-anak yang sebaya Anak seperti ini sulit untuk menganalisis, menangkap isi mata pelajaran, dan mengaplikasikan apa yang dipelajari.
    j. Learning disorder adalah anak yang mempunyai cacat bawaan baik kerusakan fisik maupun syaraf. Anak seperti ini cenderung sulit untuk belajar secara normal seperti anak-anak yang sebaya. Anak seperti ini membutuhkan penanganan para ahli yang dilakukan oleh lembaga-lembaga AutismSectrum Disorder (ASD).
    k. Underachiever Ada pula anak yang mempunyai potensi intelektual di atas rata-rata, namun prestasi akademiknya di kelas sangat rendah. Semangat belajarnya juga sangat rendah. Anak seperti ini sering menyepelekan tugas-tugas yang diberikan, dan PR sering dilupakan.
    l. Overachiever adalah anak yang mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi, ia merespon dengan cara cepat. Anak seperti ini tidak bisa menerima kegagalan. Ia tidak mudah menerima kritikkan dari siapapun termasuk gurunya.
    m. Slow learner adalah anak yang sulit menangkap pelajaran di kelas dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menjawab dan mengerjakan tugas-tugasnya.
    n. Social interseption child adalah anak yang kurang peka dan tidak perduli terhadap lingkungannya. Anak ini kurang tanggap dalam membaca ekspresi dan sulit bergaul dengan teman-teman yang ada di kelas.




    Kesimpulan
    Pada hakekatnya, setiap manusia senantiasa ingin mewujudkan kebahagiaan dalam hidupnya. Pada kenyatannya, manusia sangat mungkin menemui berbagai masalah yang menghambat dan mengganggu tercapainya kebahagiaan tersebut. Demikian juga bagi subjek didik yang berada di jenjang/tingkat pendidikan taman kanak-kanak (TK) dan juga Sekolah Dasar (SD) juga mengalami berbagai permasalahan hidup, yang apabila dibiarkan akan menggangu dan menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang sedang dilaluinya.





                                      DAFTAR PUSTAKA
    Buku bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Semarang
 


Komentar